Sayangku, apakah kau mendengar
Teriakan rintih memelas kasih, redup
Tak jua tangan-tangan menggapai
Hanya mata yang sedikit menoleh, lalu
Kembali dalam hegemoni piala dunia
Sayangku, apakah kau tidak merasa
Hembusan angin menghatar pedih
Kala abu merapi menyentuh kulit
Tiada yang tersisa
Disudut kota, tenda-tenda tersebar
Lapar, haus, itu tidak seberapa dibanding hati yang terkoyak
Mengapa tidak ada yang beranjak
Sedetik saja...
Beberapa binatang sibuk menjual potret kesedihan mereka
Percayalah, mereka adalah binatang pemakan bangkai!
Sayangku. Tidakkah kau melihat
Air tumpah ruah tak hingga
Manusia terhanyut dalam duka
Tapi tidak di Jakarta
Mereka terhanyut dalam suka
Sayangku adakah kau tahu
Ada guru membunuh muridnya
Semua demi wibawa dan harta
Sayangku aku yakin kau sudah tahu
Lebih mendalami dari apa yang aku saji!
Sayangku, ternyata hidup itu sulit!
Aku letih dalam ketidakberdayaan
Aku letih menjadi perempuan!
Depok, 26 Juni 2006
-indah-
Wednesday, May 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment