aku ingin sebilah pedang
sekedar membunuh bayangan
yang diisaratkan malammalam
kepada lampu taman lawang
Menteng, 27 juli 2007
-indah-
Friday, July 27, 2007
Tuesday, July 24, 2007
Aku (Masih) Menangisi Malam Terik
aku masih menangisi malam terik
mendekap rengkuh tubuh bumi
diiringi hujan batu bertubitubi
sering ku bertanya,
adakah Tuhan sudi membayar
kucur air mata di sudut bebatuan ?
senyatanya ...
sulit di terka mata manusia
dan kau masih saja bercerita
tentang ksatria pemecah malam,
menculik putri telaga buta ?
(aku masih menangisi malam terik yang membalut pertiwi.
anginnya menyayat kulit hingga terkelupas)
dan kau masih saja bercerita ?
kumohon diam
sebab bercerita, hanya melampaui luka ...
24/07/07
----------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)
tanggal 12 Agustus 2007
mendekap rengkuh tubuh bumi
diiringi hujan batu bertubitubi
sering ku bertanya,
adakah Tuhan sudi membayar
kucur air mata di sudut bebatuan ?
senyatanya ...
sulit di terka mata manusia
dan kau masih saja bercerita
tentang ksatria pemecah malam,
menculik putri telaga buta ?
(aku masih menangisi malam terik yang membalut pertiwi.
anginnya menyayat kulit hingga terkelupas)
dan kau masih saja bercerita ?
kumohon diam
sebab bercerita, hanya melampaui luka ...
24/07/07
----------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)
tanggal 12 Agustus 2007
Monday, July 23, 2007
Aku Masih Menunggu
Fa,
Aku telah sampai di labirin waktu
Dengan dua pintu lebar
Lumut menjalar di sekelilingnya
Karena suhu membiarkannya sedapat itu
Fa,
Aku masih menunggu
Kau bawa pena itu
Lalu goreskanlah peta ditanganku
Biarkan labirin menemukanku
Menteng, 23 Juli 2007
-indah-
--------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)tanggal 12 Agustus 2007
Aku telah sampai di labirin waktu
Dengan dua pintu lebar
Lumut menjalar di sekelilingnya
Karena suhu membiarkannya sedapat itu
Fa,
Aku masih menunggu
Kau bawa pena itu
Lalu goreskanlah peta ditanganku
Biarkan labirin menemukanku
Menteng, 23 Juli 2007
-indah-
--------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)tanggal 12 Agustus 2007
Friday, July 20, 2007
Di Sela Waktu
di sela waktu. jarum jam henti berdetak. dimensi tuntun khayal pada titian gelombang pasang. aku terjerembab diatas pasir berdesir perlahan. dihantar angin sunyi pantai suram. nuansa senja menyepuh mega dipaksa temaram. walau hanya tergores sebait. serupa goresan kuas cat tembok basah.
masih ada kepak burung layang di mega utara. kemana dia hendak pergi? arah tentukan pertanda. dan tandatanda akan bermain bersahutan. seperti berita dari penujum yang dibawakan gemuruh handai tolan. dan adanya ia seumpama garis yang mengikuti jalan patahpatah. selalu : cabangcabang membentang pilihan
namun ini waktu terhenti. hanya desir ombak yang mengalun mesra. seperti ingin mengajakku bermain sementara. ada yang datang kembali. ada yang telanjangi hati. namun ini waktu terhenti. hanya gelombang pasang yang datang kemudian. memangku buihbuih rindu bergelombang.
angin memainkan harpa sendu diikat bau anyir punggung pantai. serasa tiada kehendak mainkan lengkingan hingar karena yang ada hanyalah lirih musim angin peraduan
dan disinilah aku. di sela waktu. saat jam henti berdetak.dan dunia tanpa waktu adalah keabadian tanpa harus kehilangan.
Menteng, 20 juli 2007
-indah-
masih ada kepak burung layang di mega utara. kemana dia hendak pergi? arah tentukan pertanda. dan tandatanda akan bermain bersahutan. seperti berita dari penujum yang dibawakan gemuruh handai tolan. dan adanya ia seumpama garis yang mengikuti jalan patahpatah. selalu : cabangcabang membentang pilihan
namun ini waktu terhenti. hanya desir ombak yang mengalun mesra. seperti ingin mengajakku bermain sementara. ada yang datang kembali. ada yang telanjangi hati. namun ini waktu terhenti. hanya gelombang pasang yang datang kemudian. memangku buihbuih rindu bergelombang.
angin memainkan harpa sendu diikat bau anyir punggung pantai. serasa tiada kehendak mainkan lengkingan hingar karena yang ada hanyalah lirih musim angin peraduan
dan disinilah aku. di sela waktu. saat jam henti berdetak.dan dunia tanpa waktu adalah keabadian tanpa harus kehilangan.
Menteng, 20 juli 2007
-indah-
Monday, July 9, 2007
Friksi Jalan Pematang Ilalang
friksi jalan menghantar malam,
pada tepinya yang dingin,
angin mengirim aroma anyir
pun tiada muara asing
pun tiada asa bergeming
terpaku beku
berdiamlah
mimbar doa-dosa-berkarat
oh,pematang ilalang
tercekat pekat
oh,ilalang ungu
tiada berkehendak
apa yang ku tuai
adalah
tiada disini
Menteng, 9 Juli 2007
-indah-
--------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)
tanggal 12 Agustus 2007
pada tepinya yang dingin,
angin mengirim aroma anyir
pun tiada muara asing
pun tiada asa bergeming
terpaku beku
berdiamlah
mimbar doa-dosa-berkarat
oh,pematang ilalang
tercekat pekat
oh,ilalang ungu
tiada berkehendak
apa yang ku tuai
adalah
tiada disini
Menteng, 9 Juli 2007
-indah-
--------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)
tanggal 12 Agustus 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)