Tuesday, July 24, 2007

Aku (Masih) Menangisi Malam Terik

aku masih menangisi malam terik
mendekap rengkuh tubuh bumi
diiringi hujan batu bertubitubi

sering ku bertanya,
adakah Tuhan sudi membayar
kucur air mata di sudut bebatuan ?

senyatanya ...
sulit di terka mata manusia

dan kau masih saja bercerita
tentang ksatria pemecah malam,
menculik putri telaga buta ?

(aku masih menangisi malam terik yang membalut pertiwi.
anginnya menyayat kulit hingga terkelupas)

dan kau masih saja bercerita ?

kumohon diam
sebab bercerita, hanya melampaui luka ...

24/07/07

----------------------------------
Dimuat di koran Seputar Indonesia (Sindo)
tanggal 12 Agustus 2007

1 comment:

Anonymous said...

aku masih menangisi malam terik
mendekap rengkuh tubuh bumi
diiringi hujan batu bertubitubi

bait pertama
adakah malam yang terik?


sering ku bertanya,
adakah Tuhan sudi membayar
kucur air mata di sudut bebatuan ?

senyatanya ...
sulit di terka mata manusia
(di terka kenapa tak disambung?)
dan kau masih saja bercerita
tentang ksatria pemecah malam,
menculik putri telaga buta ?

(aku masih menangisi malam terik yang membalut pertiwi.
anginnya menyayat kulit hingga terkelupas)

dan kau masih saja bercerita ?

kumohon diam
sebab bercerita, hanya melampaui luka ...