Monday, June 4, 2007

SEPI

sepi, bagaimana melukiskan kau ?
kau udara,
hadir di setiap nafas waktu
hingga usia terhenti,
kau mati
aku abadi tanpa sepi...


Salemba, 21 Maret 2007
-indah-

2 comments:

abimanyu said...

puisi ini benar-benar membawa saya pada dimensi yang berbeda, penataan kata-kata yang lembut namun lugas disetiap barisnya membuat puisi ini seolah bernyawa. Saya seolah dibangunkan dari tidur malam panjang kemudian diajak merenung tentang "indah"nya kesepian. inilah komentar dari saya yang cuma penikmat puisi biasa..

Anonymous said...

Ya, mungkin kerana itu